Kamis, 01 Desember 2022

Singgah Dan Sungguh

Sejauh ini aku masih menetap di hatimu meski jalan terjal penuh liku. Menyusuri jauh ke dalam hidupmu, sebanyak bilangan yang menghitung hari untuk aku mundur sebelum mengenalmu.
 
Saat memilih menetap utuh padamu, bagiku yang terpenting, mari bagaimana cara menyusun rencana menapaki tangga tinggi menjulang pada ego. Semakin keras usaha yang ada, semakin tinggi pula menaklukkan semesta dan dunia yang hadir di antara kita. 

Mencari jalur yang benar, lalu melangkah lebih lebar. Memang begitu tak mudah awalnya, tetapi dari kamu,aku belajar bahwa setelah terluka, terpuruk,trauma sehebat apapun itu yang namanya obat penawar luka itu akan selalu ada, dan kau rumah di mana tempat ku pulang.

Meski aku tahu pasti , tentang kau yang tak menjanjikan bahwa akan selalu teduh,  memang kenyataannya beberapa badai menghadang aku terombang-ambing , meski sedikit kewalahan tapi aku masih disini denganmu.

Laki-Laki Yang Aku Temui di Tahun 2018


Mengingat lagi sebenarnya tak pernah ingin aku ulang-ulang.

Tapi tiba sampai dimana fase hidup sekarang ini rasanya bersyukur , terlepas dari keterpurukan yang berkepanjangan. 

Dulu aku pernah hancur oleh manusia, yang  pernah menjadi bagian penting di hidupku. Lalu aku kembali sendiri dengan berpikir luka yang ku rasakan entah ada penawarnya atau tidak. Dan aku berusaha menutup pintu hati begitu rapat. Tidak ada satupun orang yang ku persilahkan masuk. Bahkan hanya untuk sekedar menemani rasa sepi di hati.

Namun ternyata aku salah. Hingga akhirnya aku luluh dengan seseorang yang manis dengan tatapan teduh. Aku kembali , terpesona dengan  seseorang lagi dan aku jatuh cinta.  

Dia menerima masalaluku dengan sempurna dan menyempurnakanku. Untuk kesekian kalinya aku kembali di buat percaya dan aku susun rapih kepingan yang lama hancur agar tak tersisa puing²nya. 

Dan dengan itu akupun menerima segala resiko bahwa aku akan merasakan kembali kecewa, tapi aku selalu meyakinkan kembali membaik-baik an hati agar tak terlalu berlebihan agar luka tak terlalu parah, sebab bagaimanapun dia telah memilihku dan aku yang mempersilahkan dia untuk menetap dengan utuh sampai pada hari ini.

Terimakasih sudah sama-sama saling menguatkan , meski terkadang sama-sama tak searah, sama-sama tak seimbang, sama-sama tak selaras, sama-sama saling menyakiti. 

Semoga aku bukan menjadi alasan mengapa luka itu tercipta, pun sama dengan aku bagi mu... 


Aku yang keliru

Kau sungguh menyakitkan , di bagian yang terpenting adalah kau yang memulai justru kau yang membuat aku lunglai.  Kejam sekali  ...