Kamis, 30 September 2021

Membuai

Detik , ribuan hari dan malam terlewati. 

Aku merangkai sunyi, setelah diammu.

Berdialog lagi dengan angan, sebab kau tak banyak bicara, lebih banyak diamnya

Lalu aku ...

Aku tak pandai mengetahui segala isi hatimu lagi, aku hanya menerka-nerka sedikit demi sedikit, melaju pada arah yang aku ikuti arah berputarnya.

Melaju cepat aku terjatuh.

Ternyata semenjak kau tak lagi banyak diskusi, aku kehilangan kau yang dulu.

Bisakah kita kembali lagi dengan dua gelas kopi , ber dialog tentang senja dan malam penuh bintang saat kau pertama kali menjatuhkan hatimu di labuhan jiwaku....

Tentang aku dan kau yang katamu akan tetap selalu menjadi  bagian yang terpenting dan yang terindah mengisi hidupmu.

Aku di buai segala resah di dada, semua gelisah yang tak tentu arah kerap menjadi satu , tapi setelah kau dekat di nadiku , aku bahagia...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku yang keliru

Kau sungguh menyakitkan , di bagian yang terpenting adalah kau yang memulai justru kau yang membuat aku lunglai.  Kejam sekali  ...